TALI PEMBOHONG ITU PENDEK

*TALI PEMBOHONG ITU PENDEK*

Oleh: Irsyad Syafar

Dahulu kala, ada seorang saudagar kaya. Hartanya melimpah ruah. Dan ia memiliki puluhan pekerja dan pembantu.

Suatu hari, ia kehilangan satu kantong kekayaannya. Kantong itu berisi 1000 dinar. Saudagar ini sangat panik dan marah. Semua anak buahnya dikumpulkannya. Ditanya satu persatu adakah yang mengambilnya. Tapi tidak satupun ada yang mengaku.

Saudagar ini heran. Tidak ada anak buahnya yang mengaku. Sementara kekayaannya tersimpan di tempat yang aman. Tidak ada orang luar yang tahu. Hanya dia dan para karyawannya saja yang tahu. Ia berusaha berpikir keras mencari trik untuk menyingkap pelaku pencurian ini.

Akhirnya ia mendapatkan sebuah ide yang cemerlang. Seluruh karyawan dikumpulkannya. Lalu masing-masing diberi seutas tali sepanjang 1 meter. Lalu ia berkata: "Simpanlah tali kalian masing-masing. Besok pagi bawa lagi menghadap saya, sendiri-sendiri. Tidak boleh beramai-ramai. Yang mencuri harta saya, besok pagi talinya akan tambah panjang 10 cm."

Lalu semua karyawan pulang ke rumah masing-masing. Keesokan harinya, mereka datang satu persatu menghadap tuannya, dan menyerahkan tali mereka masing. Semua tali masih sama panjang. Tapi, salah seorang dari mereka talinya lebih pendek 10 cm. Rupanya karena takut akan terbongkar perbuatannya, ia potong talinya 10 cm supaya tidak lebih panjang dari yang lain.

Maka terbongkarlah kedoknya, dan terpaksalah ia mengakui perbuatannya serta mengembalikan harta tuannya. Semenjak itu, menjadi pribahasa dikalangan mereka, orang yang pembohong talinya pendek.

* * * 

Berbohong itu memang tali yang pendek. Cepat atau lambat akan terbongkar. Sebab, sebuah kebohongan akan butuh bohong berikutnya untuk mengamankannya. Lalu butuh lagi bohong ketiga untuk mengamankan bohong kedua. Begitulah seterusnya.

Akan tetapi, kebohongan itu tidak pernah sempurna. Selalu ada celah yang menjadi penyebab terbongkarnya kebohongan tersebut. Bisa jadi, gara-gara bohong kelima untuk mengamankan bohong keempat, tapi ternyata itu membongkar bohong pertama.

Berbagai peristiwa sepanjang zaman, telah membuktikan pendeknya "tali" orang yang bohong. Dan betapa malu serta hinanya si pembong itu bila dia menyaksikan sendiri kebohongan itu terbongkar. Termasuk orang-orang yang terlibat ikut serta dalam menyebarkan kebohongan tersebut. Mereka ikut mendapat kehinaan dan jatuhnya harga diri.

Wajarlah Baginda mewanti-wanti umatnya tentang buruknya kebohongan. Karena akan membawa kepada berbagai dosa dan akhirnya masuk neraka. Rasulullah Saw bersabda:

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Artinya: "Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan. Dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong)." (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Wallahu A'lam.

Komentar