𝗦𝗲𝗿𝗶𝗮𝗹: 𝗔𝗗𝗔𝗕 𝗕𝗘𝗥𝗧𝗘𝗠𝗔𝗡 𝗗𝗔𝗡 𝗕𝗘𝗥𝗨𝗞𝗛𝗨𝗪𝗪𝗔𝗛
Oleh: Irsyad Syafar
𝟭𝟰. 𝗝𝗔𝗨𝗛𝗜 𝗦𝗜𝗙𝗔𝗧 𝗜𝗥𝗜 𝗗𝗔𝗡 𝗗𝗘𝗡𝗚𝗞𝗜
𝗜𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗸𝗶 𝗶𝘁𝘂 𝗽𝗲𝗻𝘆𝗮𝗸𝗶𝘁 𝗵𝗮𝘁𝗶
Iri dan dengki adalah dua sifat yang sangat buruk. Keduanya merupakan penyakit hati yang sangat berbahaya. Dalam bahasa arab dikenal istilah hasad dan istilah hiqd. Keduanya memiliki makna yang agak berbeda. Barangkali hasad ini diterjemahkan dengan iri, dan hiqd ini yang diterjemahkan dengan dengki. Sebab keduanya seringkali diungkapkan berpasangan.
Adapun hasad adalah perasaan tidak suka orang lain mendapatkan nikmat. Dan ini adalah tingkat yang terendah. Siapa saja yang di dalam hatinya ada perasaan seperti ini, maka ia sudah dianggap terkena penyakit hasad (iri). Tingkatan yang di atas ini adalah menginginkan nikmat itu lenyap atau hilang dari orang tersebut. Dan yang lebih buruk lagi dari itu adalah menginginkan nikmat itu berpindah ke dirinya.
Maka orang yang hasad, tidak senang melihat bila temannya mendapat nikmat, bertambah hartanya, sukses pekerjaannya, lancar urusannya, dan nikmat-nikmat lainnya. Orang yang seperti ini mungkin diistilahkan sekarang dengan gelar SMS. Artinya, "Susah melihat orang senang" atau "senang melihat orang susah".
Sedangkan sifat hiqd adalah rasa benci yang terpendam dalam hati seseorang kepada orang lain. Tidak mesti karena orang lain mendapatkan sebuah nikmat, bisa saja karena faktor-faktor yang lain. Misalnya karena pertengkaran yang pernah terjadi antara keduanya, atau karena perbedaan pendapat yang membuat keduanya tidak bisa seiring-sejalan.
Hiqd (dengki) itu cikal-bakalnya bermula dari rasa benci. Lalu kemudian bisa berkembang menjadi dendam. Biasanya orang yang hiqd (dengki) akan mengintai kesalahan orang yg didengkinya. Bila itu terjadi, maka akan dijadikannya sasaran empuk untuk menyerang atau menyudutkannya. Jika orang tersebut mendapat musibah atau hal yang tidak baik, maka si pendengki akan sangat bahagia. Dalam hati dia akan berkata, "syukurin…"
𝗣𝗲𝗻𝘆𝗮𝗸𝗶𝘁 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗯𝗮𝗵𝗮𝘆𝗮
Iri dan dengki adalah dua penyakit hati yang sangat berbahaya. Rasulullah Saw berlindung kepada Allah Swt dari penyakit ini dua kali dalam sehari semalam. Pertama di pagi hari dan kedua di petang hari. Yaitu Beliau Saw berdoa dan berlindung kepada Allah Swt dengan membaca surat Al Falaq setiap pagi dan petang. Di ayat terakhirnya berbunyi:
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Artinya: "Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." (QS Al Falaq: 5).
Dan Rasulullah juga mewanti-wanti kita agar jangan sampai jatuh kejurang penyakit yang buruk ini. Sebab itu akan berakibat tergerusnya pahala amal shaleh kita secara perlahan. Dan lama-lama kita bisa kehabisan pahala. Rasulullah Saw bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ. (رواه أبو داود).
Artinya: "Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu merusak kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar." (HR. Abu Daud No. 4257 dari Abu Hurairah)
Orang yang hasad selalu memikirkan nikmat yang ada pada orang lain dan hatinya menjadi sering gelisah. Akibatnya ia menjadi lupa atau tidak pernah berdoa meminta karunia Allah Swt. Padahal Allah ta'ala telah berfirman:
وَلا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا. (النساء: 32).
Artinya: "Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu." (QS. an Nisa': 32)
𝗜𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗸𝗶 𝗺𝗲𝗿𝘂𝘀𝗮𝗸 𝘂𝗸𝗵𝘂𝘄𝘄𝗮𝗵
Penyakit iri dan dengki sangat merusak ukhuwwah. Rasulullah Saw melarang penyakit ini dan meletakkannya pada posisi pertama dalam rangkaian penyakit-penyakit perusak pertemanan dan ukhuwwah. Rasulullah Saw bersabda:
لاَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ. (رواه مسلم).
Artinya: "Kalian jangan saling mendengki, jangan saling najasy, jangan saling membenci, jangan saling membelakangi! Janganlah sebagian kalian membeli barang yang sedang ditawar orang lain, dan hendaklah kalian menjadi hamba-hamba Allâh yang bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka ia tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, dan menghinakannya." (HR Muslim).
Mustahil ukhuwwah akan terbangun dan menjadi kuat bila sesama ikhwah saling iri dan menyimpan kebencian. Sebab, kebencian yang tersimpan di dalam hati itu tidak bisa disembunyikan. Dalam pergaulan sehari-hari akan muncul juga melalui ungkapan dan bahasa verbal. Atau mungkin juga terlihat dari gestur tubuh dan raut wajah saat saling bertemu.
Iblis memendam kebencian dan iri kepada Nabi Adam as. atas keistimewaan yang Allah Swt berikan. Sementara iblis merasa ia lebih baik dari pada Adam. Sehingga ketika ia diperintahkan sujud oleh Allah Swt kepada Adam, maka ia menolak. Lalu muncullah ucapan yang mengekspresikan kedengkian itu. Sebagaimana firman Allah Swt mengutipnya:
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ ۖ قَالَ أَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِى مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُۥ مِن طِينٍ. (الأعراف: 12).
Artinya: Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis, "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS Al A'raf: 12).
Setelah mengungkapkan kebenciannya, iblis kemudian bersumpah akan menyesatkan seluruh anak keturunan Adam sampai hari kiamat, agar kemudian juga sama-sama masuk api neraka bersamanya. Benci dan dengki akan berubah menjadi dendam.
𝗗𝗲𝗻𝗴𝗸𝗶 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗴𝗶𝗿𝗶𝗻𝗴 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗯𝘂𝗮𝘁𝗮𝗻 𝗱𝗼𝘀𝗮 𝗯𝗲𝘀𝗮𝗿
Karena iri dan dengki adalah rasa cemburu dan kebencian yang terus membara di dalam hati, bila semakin banyak dan memuncak, maka pelakunya bisa terseret kepada perbuatan dosa besar setingkat pembunuhan. Sesungguhnya pembunuhan pertama di muka bumi ini terjadi karena penyakit iri dan dengki telah menimpa anak Nabi Adam yang bernama Qabil.
Qabil tidak menerima aturan pernikahan yang disyariatkan kepada anak-anak Adam. Sebab, menurut dia aturan itu merugikan dirinya dan menguntungkan saudaranya Habil. Ia harus menikahi kembaran Habil dan kembarannya akan dinikahi oleh Habil. Sementara ia melihat kembarannya lebih cantik dari pada kembaran Habil.
Kecemburuan dan rasa dengkinya semakin memuncak ketika qurbannya tidak diterima oleh Allah, sedangkan qurban Habil diterima. Habil berqurban yang baik-baik dari hasil usahanya. Sementara Qabil berkurban dari hasil tani yang buruk-buruk. Ia sangat emosi dan hendak membunuh saudaranya. Allah Swt berfirman menceritakan:
وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْءَاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ. (المائدة: 27).
Artinya: "Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa." (QS Al Maidah: 27).
Akhirnya Qabil tak bisa mengendalikan nafsu amarahnya, dan diapun membunuh saudara kandungnya sendiri. Itulah dosa pembunuhan pertama di dunia. Dan Qabil akan menanggung dosa ini selaku pencetusnya, dan dosa orang yang menirunya di kemudian hari. Rasulullah Saw bersabda:
لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْماً إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا لِأَنَّهُ كَانَ أَوَّلَ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ" (متفق عليه).
Artinya: "Tidaklah dibunuh suatu jiwa dengan dzalim melainkan dosa pembunuhan itu akan ditanggungpula oleh anak Adam yang pertama (Qabil) karena dialah yang pertama memberi contoh pembunuhan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sepanjang sejarah kehidupan manusia telah banyak terjadi saling bunuh bersaudara karena sifat iri dan dengki. Baik itu karena terkait urusan istri (wanita), atau jabatan kerajaan (tahta) ataupun karena berebut harta. Saling bunuh antara calon putra mahkota kerajaan di berbagai belahan dunia sudah sering terjadi. Ini sebagai bukti penyakit iri dan dengki ini sangatlah buruk dan berbahaya.
𝗣𝗲𝗻𝘆𝗲𝗯𝗮𝗯 𝗶𝗿𝗶 𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗸𝗶
Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang terkena penyakit iri dan dengki. Diantaranya, yang pertama adalah lemahnya iman kepada Allah Swt. Sehingga seseorang yang terkena penyakit ini tidak yakin akan jatah dan rezkinya yang sudah dijamin oleh Allah. Akibatnya ia sibuk melihat dan menilai rezki orang lain. Dan lupa meminta karunia kepada Allah Yang Maha melimpahkan karuniaNya.
Penyebab kedua adalah sifat berbanggga diri dan merasa diri lebih baik dari orang lain. Sehingga kalau kemudian ada orang lain yang mendapatkan keistimewaan atau kelebihan, ia tidak siap menerimanya. Karena ia merasa kenapa orang itu yang mendapatkannya. Padahal dirinya yang lebih baik. Mirip dengan kasus iblis yang tidak mau sujud kepada Nabi Adam as.
Penyebab ketiga adalah karena mencintai dunia secara berlebihan. Sehingga timbul rasa tamak dan ingin memiliki semuanya. Kalau ada orang lain yang berlebih, maka ia juga ingin berlebih. Dan anak manusia ini takkan pernah puas kecuali ketika tanah sudah memenuhi mulutnya (alias sudah terkujur di dalam kubur). Rasulullah Saw bersabda:
لَوْ كَانَ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيَانِ مِنْ مَالٍ لاَبْتَغَى ثَالِثًا ، وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ. (رواه البخاري).
Artinya: "Seandainya manusia diberi dua lembah berisi harta, tentu ia masih menginginkan lembah yang ketiga. Yang bisa memenuhi dalam perut manusia hanyalah tanah. Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat." (HR. Bukhari no. 6436)
Penyebab yang keempat adalah karena tidak tahu dan tidak paham hakekat kekayaan yang sebenarnya. Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda seseorang, akan tetapi kaya yang hakiki itu adalah kaya hati. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ. (رواه البخاري).
Artinya: "Kekayaan (yang hakiki) bukanlah dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (yang hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051).
Penyebab yang kelima dari penyakit iri dan dengki adalah karena hati yang kotor dan bergelimang dosa, jarang dibersihkan dengan taubat, jarang disucikan dengan ibadah yang berat dan ikhlas. Bila hati sudah kotor, keinginan dan kehendaknya selalu yang berakibat dosa dan maksiat. Mudah menjadi benci dan dendam. Bila keikhlasan sirna, seseorang akan larut berebut dunia dan perhiasannya.
Wallahu A'laa wa A'lam.
Komentar
Posting Komentar