PERSISTENSI PKS MENGHADAPI TURBULENSI
Oleh : Boy Hadi Kurniawan
Direktur Consist (Center for Education Training and Strategic Studies)
Pemilu Legislatif 2024 telah usai. Konstelasi Partai Politik di Indonesia sudah terlihat setelah pengumuman KPU. Menarik mencermati hasil perolehan PKS sebagai sebuah Partai Politik di Indonesia yg dikenal sebagai Partai Islam Modernis dan Partai kader dalam beberapa Pemilu terakhir.
PKS hari ini telah berumur 22 tahun dan kemarin telah merayakan milad nya. Sebenarnya jika dihitung sejak tahun 1999 PKS yg sebelumnya bernama Partai Keadilan telah berusia 25 tahun lebih. Namun karena tidak lolos parlementary Threshold sehingga harus berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera.
Ketika pemilu 1999 Partai Keadilan ketika itu hanya memperoleh 1.36 % suara atau sekitar 1.43 juta pemilih .Kursinya di DPR ketika itu berjumlah 7 kursi. Mendukung Presiden Gusdur dan mendapatkan posisi Mentri Kehutanan dan Perkebunan Dr Nur Mahmudi Ismail.
Kemudian pada tahun 2004 PKS mengalami lonjakan suara sebesar 7,34% suara atau 8,32 juta pemilih. Dalam 5 tahun PK yg berubah menjadi PKS mengalami kenaikan 5 kali lipat. Saat itu PKS tidak bergabung dengan Pemerintah yg dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri yg menggantikan Gusdur. PKS Cendrung ber oposisi.
Ketika pilpres 2004 putaran pertama PKS mendukung Amien Rais sebagai Capres. Ketika putaran kedua PKS beralih mendukung SBY dan JK sebagai Capres dan cawapres. SBY JK berhasil memenangkan Pilpres tahun 2004 itu dengan perolehan 60,62% suara atau sekitar 62 juta pemilih. Megawati sebagai presiden incumbent memperoleh 39.38% atau 44,9 juta pemilih. PKS kemudian mendapatkan 2 posisi Mentri Yaitu Menpora Adhyaksa Dault, dan Menpera Yusuf Asy'ari. Dari 2004-2009 nyaris tidak ada masalah baik internal maupun eksternal yg dialami oleh PKS.
Saat pemilu 2009 PKS memperoleh 8.2 juta suara atau 7.88 %. Persentase mengalami kenaikan tapi suara mengalami penurunan. PKS kembali mendukung SBY sebagai Capres dgn pasangan Boediono. Yang berhasil menang lagi melawan JK Wiranto dan Mega Prabowo. SBY Boediono berhasil memperoleh 60,80% suara. Megawati Prabowo memperoleh 26.79% suara dan JK Wiranto memperoleh 12.41% suara. PKS kembali bergabung dgn kabinet Indonesia bersatu jilid dua dan mendapatkan posisi 4 Mentri Yaitu Mensos Salim Segaf Al-Jufri, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menristek Suharna Surapranata dan Mentan Suswono.
Menjelang pemilu 2014 turbulensi mulai menghantam PKS. Presiden PKS Lutfhi Hasan Ishaaq ditahan KPK dgn tuduhan menerima suap lalu diganti kan oleh Anis Matta. Pada pemilu 2014 suara PKS mengalami penurunan secara persentase tapi kenaikan dari jumlah suara. Yaitu 6,79% dan 8.48 juta suara.
Pada arena pilpres 2014 itu PKS mendukung Prabowo Hatta yg akhirnya kalah melawan Jokowi JK. Suara Prabowo Hatta sebesar 46,85% dan Jokowi JK memperoleh 53.15%. PKS kemudian menjadi oposisi.
Pada pileg 2019 PKS kembali melejit memperoleh 8.21 % dan 11.4 juta suara. Terjadi kenaikan yg cukup signifikan terhadap perolehan suara PKS. Pada Pilpres PKS konsisten mendukung Capres Prabowo yg berpasangan dgn Sandiaga Uno. Prabowo kalah dari Jokowi dan memperoleh 44.5 % suara atau 68.6 juta pemilih. Dan Jokowi Ma'ruf memperoleh 55.5 % atau 85.6 juta pemilih. Prabowo kemudian banting stir bergabung dgn Jokowi dan menjadi Menteri Pertahanan, Sandiaga menjadi Menparekraf. Sedangkan PKS memilih kembali jalur oposisi.
Antara pemilu 2014-2019 terjadi Turbulensi dan konflik internal PKS. Dimana Anis Matta dan Fahri Hamzah yg merupakan mantan Presiden PKS dan Wasekjen PKS, mendirikan Ormas Garbi atau Gerakan Arah Baru Indonesia, yg menjadi cikal-bakal Partai Gelora. Menjelang pileg 2019 sebagian kader-kader PKS yg fanatik dengan Anis Matta yg bertahun-tahun menjadi Sekjend dan Presiden PKS bergabung bersama Garbi ini dan berhenti/mundur dari kepengurusan/kader PKS. Ada juga yg diberhentikan dan di cabut status keanggotaannya dalam partai karena memilih bergabung dgn Gerbong Anis Matta dkk.
Banyak orang mengira ketika itu karena dilanda konflik internal, sebagian kemudian keluar dan membentuk partai baru PKS akan mengalami penurunan suara. Apalagi kader-kader nya dan struktur nya digembosi oleh Ormas Garbi bentukan Anis Matta dan Fahri Hamzah ini. Mereka kemudian menyerang dan mengkritisi secara tajam PKS termasuk kader-kader PKS yg maju dalam Pileg maupun pilkada. Termasuk Mahyeldi yg kemudian maju dalam Pilkada Gubernur sumbar, yg tidak henti2nya mereka serang dengan berbagai macam opini negatif.
Tapi faktanya, Mahyeldi berhasil menjadi Gubernur Sumbar dan PKS mampu bertahan menghadapi turbulensi internal tersebut. Kenapa? Karena kader-kader PKS tetap solid dan percaya dengan pemimpin nya dan mekanisme syuro yg dijunjung tinggi PKS dalam mengambil keputusan. Dalam PKS ada prinsip boleh berbeda-beda pendapat sebelum ada keputusan Syuro, tapi kalau sudah diputuskan dalam Syuro atau musyawarah maka setiap orang harus komitmen mengikuti nya.
Prinsip ini dijalankan bersandar kan pada firman Allah SWT QS Ali imran ayat 159
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal"
Pada pemilu 2024 kemarin, suara PKS kembali mengalami kenaikan sebesar 12.78 juta pemilih atau 8.42 %. Kursi di DPR RI bertambah menjadi 53 kursi. Meskipun pada pemilu 2024 ini Ormas Garbi yg dibentuk oleh Anis Matta dkk, telah menjadi Partai Politik yaitu Gelora. Tapi faktanya Gelora hanya memperoleh 0.84% atau 1.23 juta suara. Dalam film dirty vote yg viral juga dikatakan lolosnya partai Gelora ikut pemilu juga di warnai kontroversi. Kembali PKS dapat bertahan di tengah turbulensi baik internal maupun eksternal karena soliditas kader dan berpegang pada prinsip dan nilai spritualisme islam yg mereka pegang.
Kader-kader PKS tidak menjadi fanatis kepada pemimpin nya. Karena pemimpin adalah orang yg diamanahkan okeh Majelis Syuro. Siapapun yg memenuhi kriteria maka dia layak menjadi pemimpin. Buktinya Presiden PKS sejak era PK di tahun 1998 sampai hari ini terus berganti. Dari Prof Didin H, Dr Nur mahmudi, Dr Hidayat Nur wahid, Ir Tifatul Sembiring, Luthfi Hasan Ishaq Lc MA, Anis Matta, Dr Sohibul Iman dan sekarang Ahmad Syaikhu. Tidak terjadi perebutan kekuasaan yg menyebabkan perpecahan, kecuali peristiwa muncul nya Gelora yg dibesut mantan kader-kader PKS.
Pada Pilpres 2024 ini PKS mengusung Pasangan Anies dan Cak Imin yg memperoleh 24.95% atau 40.97 juta suara. Prabowo Gibran meraih kemenangan dgn 58.58% atau 96.2 juta suara. Ditempat ke tiga yaitu pasangan Ganjar Mahfud dgn perolehan 16.47% atau 27.04 juta suara. Walaupun pasangan yg diusung nya kalah menempati urutan kedua tapi perolehan suara PKS meningkat cukup lumayan. Bahkan di sumbar 1 dari 2 daerah Anies menang PKS juga menang di Pileg tingkat provinsi dan beberapa kabupaten/Kota.
Ada Hal yg menarik ketika PKS akan mengadakan Halal bi Halal dan Milad nya yg 22 kemarin. DPP PKS mengundang seluruh Ketua partai untuk hadir. Termasuk ketua umum Gerindra prabowo subianto yg juga Presiden terpilih. Bahkan Sekjend PKS Habib Aboebakar al habsyi sambil berseloroh mengatakan jika Prabowo hadir akan disiapkan karpet Merah untuk nya. Pernyataan ini menjadi multi tafsir dan menimbulkan kontroversi. Apakah ini menjadi sinyal PKS akan bergabung dgn Koalisi atau tetap oposisi. Hal ini mendapatkan reaksi dari para pengamat dan juga tim pasangan Amin seperti Refly Harun dan juga Rocky Gerung. Kalau PKS bergabung dgn Koalisi berarti PKS telah melakukan hal yg bertentangan dgn prinsip dan nilainya sendiri kata mereka.
Pernyataan lain yg membuat lebih panas nya situasi politik muncul dari politisi Gelora Mahfudz Siddiq yg langsung melarang PKS bergabung dgn Koalisi prabowo Gibran. Padahal sikap politik PKS akan bergabung dengan Koalisi atau menjadi Oposisi ditentukan oleh keputusan musyawarah majelis Syuro nya. Prabowo juga tidak hadir dalam undangan tersebut. Artinya sikap dari Politisi Gelora yg khwatir PKS akan bergabung pdhal belum ada keputusan dinilai terlalu berlebihan dan tendensius. Ditambah lagi perolehan suara Gelora juga tdak terlalu signifikan dalam Pileg kali ini.
Hal ini menunjukkan kesan seakan masalah antara PKS dan Gelora tidak kunjung selesai walaupun masing-masing sudah harusnya move on dengan Partainya sendiri. Sikap negarawan semestinya walaupun berbeda-beda tapi dalam politik, kebersamaan sebagai anak bangsa tetap dipelihara. Bhineka Tunggal Ika. Apalagi dalam konsep ukhuwah islamiyah. Semoga kedepan PKS tetap bisa bertahan sebagai Partai yg memiliki ideologi islam rahmatan lil alamin dan menjunjung Pancasila dan UUD 1945 yg menjadi perekat dan Pemersatu bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tantangan ke depannya adalah menyiapkan regenerasi partai sebagai partai modern yg berbasis kader dan SDM. Karena di usia yg ke 22 tahun para pemimpin pemimpin PKS sudah banyak yg berusia diatas 50 bahkan 60 tahun. Jika PKS ingin tetap bertahan di tengah turbulensi ke depan yg semakin kuat maka konsistensi pada kaderisasi kepemimpinan politik sebagaimana Partai-partai senior seperti PDI-P dan Golkar yg sudah berusia puluhan tahun harus dilakukan oleh PKS. Apalagi hari ini bonus demografi sedang didapatkan oleh Indonesia dimana para Generasi Milenial, Generasi Z ean Gen Y menjadi dominan dalam komposisi penduduk Indonesia.
Kemudian kesiapan beradaptasi dengan tantangan zaman digital dan teknologi informasi harus dilakukan. Jika dahulu kampanye2 parpol hanya berlangsung secara konvensional, melalui media cetak sprti koran dan media elektronik seprti TV sekarang sudah menggunakan social media yg siapapun bisa menggunakan dan mengaksesnya. Selamat milad ke 22 tahun PKS semoga PKS tetap konsisten menjadi pembela rakyat, yg bersih, peduli dan profesional.
Komentar
Posting Komentar