MENGAPA PKS MENGUSUNG MUHAMMAD IQBAL YANG FENOMENAL?

MENGAPA PKS MENGUSUNG MUHAMMAD IQBAL YANG FENOMENAL? 

oleh Boy Hadi Kurniawan
Direktur Consist (Center for Education Training and Strategic Studies) 

Barusan beredar berita di media online dan sosial media bahwa DPP PKS telah mengeluarkan Surat Keputusan untuk mengusung DR Muhammad Iqbal sebagai Calon Walikota Padang dari PKS. Walaupun Calon Wakilnya masih belum diumumkan atau masih dalam proses. PKS sebagai Partai Pemenang di Kota Padang sudah selayaknya untuk mengusung Calon Walikotanya sendiri. Apalagi PKS pernah memiliki sejarah mempunyainya Walikota 2 periode dari Kadernya yaitu Buya Mahyeldi Ansharullah SP. 

Pada masa kepemimpinan Buya Mahyeldi ini Kota Padang mengalami perubahan yg signifikan, sehingga ketika Mahyeldi maju dalam Pilgub Sumbar, mayoritas masyarakat Sumbar dan juga Padang mendukung sehingga menang sbagai Gubernur. Karena dianggap berhasil membenahi dan melakukan perubahan di Kota Padang. Pembenahan Pasar Raya, Pantai Padang, Jalan dan drainase serta Terminal dll. 

Perekonomian kota Padang kembali maju setelah sempat terpuruk karena Terminal lintas Andalas di-alih fungsi kan oleh Pemerintah sebelum nya menjadi Plaza. Banyak pusat grosir di Kota Padang yg mati dan pindah ke Air Kuning. Kemudian orang malas berkunjung ke Padang krena Terminal AKDP jauh ke Air Pacah dan akses transportasi masih sulit belum seprti sekarang ini. 

Majunya M Iqbal sebagai Cawako Padang dari PKS sepertinya ingin melanjutkan tradisi kepemimpinan PKS di Kota Padang. Sudah sewajarnya sebagai Partai pemenang PKS mengusung kader nya sebagai Calon Walikota bukan calon Wakil Walikota. Lalu kenapa M Iqbal yg diusung? Padahal M Iqbal adalah Tokoh muda PKS yg sudah jadi Tokoh Nasional? Hampir setiap hari Iqbal keluar di tayang Televisi. Dalam dialog-dialog dan debat di TV seperti Indonesia Lawyers Club ( ILC) M Iqbal sering diundang oleh Host yg juga fenomenal Bang Datuak Karni Ilyas. Kemudian di acara-acara lainnya seperti Catatan Demokrasi, Podcast2 yg terkenal seprti Refly Harun, Novel Baswedan dll. Seluruh stasiun televisi sperti Metro TV, Kompas TV, I News, TV One dsbnya sering mengundang M Iqbal. 

Semuanya tak lepas dari momentum yg berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh M Iqbal dan kemampuannya sendiri yg memang mumpuni sebagai akademisi, politisi dgn komunikasi yg bagus. Ketika Pileg dan Pilpres kemarin M Iqbal ditunjuk sebagai Jubir PKS dan Jubir Timnas Amin sekaligus. Dari sanalah awalnya Iqbal sering muncul di TV-TV nasional. Sekarang terkait Pilkada Jakarta Iqbal juga sering diminta pendapat nya oleh stasiun TV. Kemampuan artikulasi Iqbal untuk menjawab setiap pertnyaan dari host, kemampuan dalam ber dialektika dan berdebat dgn cara yg elegan, santai, humoris dan tajam membuat Iqbal disukai dan dijuluki Chef Iqbal yaitu Tukang Goreng/Tukang Masak dalam debat/dialog. 

Ditambah lagi Iqbal juga seorang Psikolog dengan pendidikan Doktoral di luar negeri. Dosen di Universitas Paramadina kampus tempat berkiprah nya tokoh-tokoh nasional septi Alm Prof Nurcholish Madjid, Dr Anies Baswedan, Dr Sohibul Iman dsbnya. Iqbal juga Rektor di Swins atau Swadaya Institut. Disinilah fenomenalnya Iqbal. 

Apakah tokoh-tokoh PKS di Padang atau di Sumbar kurang? Sehingga harus mendatang kan Tokoh Nasional orang Rantau PKS ke Padang. Karena Iqbal ini aslinya adalah Piaman Laweh. Ayah dan Ibu nya orang sungai limau. Dan Padang dahulunya sebagian besar juga termasuk bagian dari Piaman Laweh. Seprti Koto Tangah, Kuranji, Nanggalo, Pauh, sampai ke bungus dulu masuk wilayah Padang Pariaman. 

Menurut penulis majunya Iqbal bukan karena kurangnya Tokoh PKS di Padang. Tokoh PKS  yg siap secara kualitas dan kapasitas cukup banyak. Namun tokoh-tokoh PKS yg ada seperti Muharlion Ketua DPD PKS, Muhidi Senior PKS, Gustami Hidayat, Mulyadi Muslim dll yg namanya masuk bursa terpilih sebagai anggota legislatif. Konsekuensi nya harus mengundurkan diri dari kontestasi yg baru mereka ikuti dan menambah biaya baru yg lebih besar lagi yaitu biaya pilkada (isi tas). Tentu ini menjadi hitung hitungan yg berat bagi mereka. 

Sedangkan DR Khairul Ikhwan tokoh senior PKS yg juga muncul sbagai kandidat dari PKS, mungkin karena sbagai Cawawako, sehingga prioritas SK Partai lebih condong kepada DR M Iqbal sebagai Tokoh Muda yg saat ini momentumnya punya ketokohan, popularitas, kapasitas, elektabilitas dan juga finansial/isi tas utk operasional pemenangan. 

Kemudian untuk memunculkan Tokoh baru calon BA 1 A lainnya tentu tidak mudah, krena waktu yg singkat. Artinya yg dimunculkan haruslah orang yg sudah dikenal publik. Kecuali untuk posisi Nomor 2 atau Calon Wakil saja. Mungkin tidak seberat Cawako Syaratnya. Sedangkan aspirasi internal kader-kader PKS yaitu ingin mengembalikan PKS sbagai Calon Walikota Padang. 

Semuanya juga tak lepas dari kisruh Calon Wakil Walikota Padang periode kemarin. PKS merasa "dikerjai" oleh HendrI Septa. Dimana Hendri Septa naik sbgai Walikota karena Mahyeldi terpilih sebagai Gubernur. Sedangkan dahulu pasangan ini diusung oleh PKS dan PAN. HendrI Septa sendiri waktu itu belum begitu dikenal publik. Tapi karena berpasangan dengan Mahyeldi sebgai incumbent akhirnya terpilih jadi Wawako dan kemudian Wako. Tapi informasi nya setelah ditetapkan sebagai Wako krna pergantian, HendrI Septa "menutup" komunikasi dgn jajaran pimpinan PKS baik tingkat Kota Padang maupun Provinsi. Selama hampir 2 tahun tidak ada Wakil Walikota Padang. Jabatan itu kosong melompong.. PKS menilai secara etika politik harusnya jabatan Wakil itu dari mereka. Karena Hendri adalah representasi dari PAN. Tentu skrg Wakil nya adalH representasi dari PKS. Tapi tidak di gubris oleh Hendri Septa. Karena berpotensi sbagai saingannya nanti di Pilkada 2024. 

Ketika publik sudah ribut krna kekosongan jabatan Wakil walikota ini yg cukup lama barulah diajukan oleh Hendri Septa 2 nama. Satu dari PKS yaitu HendrI Susanto Lc dan satu dari PAN Ekos Albar. Faktanya Ekos Albar pula yg menang dari PAN dan tetap juga jadi saingan bagi HendrI Septa dalam pilkada langsung ini. Karena Ekos ingin maju sendiri sebagai Calon Walikota bukan sbagai calon Wakil Walikota. Artinya 2 kader PAN maju berpotensi pecahnya suara PAN di pilkada langsung ini. 

Ditambah lagi munculnya pendatang baru potensial dalam pilkada Kota Padang yaitu Fadli Amran mantan Walikota padang Panjang dan juga ketua DPW Nasdem Sumbar. Anak dari pendiri Yayasan dan Universitas Baiturrahmah. Tentu ini akan semakin meramaikan kompetisi Cawako Padang. Menunjukkan sengit nya persaingan di kota Padang. Menurut para pengamat jika incumbent tidaK terlalu kuat betul biasanya akan banyak calon penantang potensial yg muncul. Sebaliknyjika incumbent kuat akan banyak justru yg ingin menjadi Wakil krnasetelah nya sang Wakil akan jadi incumbent. 

Oleh karena itu inilah diantara sebabnya PKS punya tekad utk mengusung kader nya sendiri. M Iqbal yg kebetulan ingin pulang kampung dan mengabdi seta meneruskan tradisi kepemimpinan di PKS. Bertemulah keinginan Iqbal ini dgn keinginan PKS di Kota Padang maupun Sumbar utk mengusung kader nya sbagai Cawako. Ditambah lagi karena kuatnya akses M Iqbal ke pusat dan DPP PKS akhirnya melancarkan jalan dan memenuhi syarat utk maju sbagai Cawako. Iqbal pernah menjadi pengajar di Lemhanas RI sehingga banyak tokoh tokoh-tokoh yg kenal dan dekat dengan Iqbal ini. 

Oleh karena itu PKS dan M Iqbal berpotensi besar menjadi Kuda Hitam dalam Pilkada kali ini. Jika muncul akhirnya 4 pasang calon Walikota. Yaitu Hendri Septa yg sdh bergandengan dgn Hidayat dari Gerindra. Kemudian Ekos Albar yg masih menentukan partai pengusung dsn pasangan nya. Termasuk Fadli Amran yg diusung NasDem. Maka potensi Iqbal dan PKS utk menang cukup besar. Apalagi jika kemudian ada opsi bergabung nya PKS dgn NasDem. Tentu peluang mengalahkan incumbent akan semakin besar. 

Menurut penulis ada 3 modal utama PKS untuk menang dalam pilkada langsung ini yaitu : 

Pertama. Soliditas mesin politik PKS yaitu kader kader-kader nya yg banyak di kota Padang.Kota Padang sbagai mana Jakarta, adalah basis utama PKS di Sumbar. Buktinya 2 x PKS meraih kemenangan dalam Pileg tahun 2004 dan 2024. Kemudian 3 x berturut-turut meraih kemenangan dalam pilkada tahun 2008, 2013 dan 2018. Ini menjadi bukti bahwa kekuatan kader PKS dan mesin struktur nya di kota Padang cukup kuat dan tidak bisa dipandang enteng oleh lawan2 politik nya. 

Kedua. Ketokohan M Iqbal sendiri. Iqbal sebagai mana yg disampaikan diatas sedang naik daun saat ini. Popularitasnya sedang naik. Apalagi Kota Padang dimana banyk pemilih rasional dan melek terhadap perkembangan berita di media, sehingga mayoritasnya kenal dgn Iqbal. Sehingga menurut bberapa informasi survei yg penulis dapatkan popularitas iqbal cukup tinggi hampir mendekati incumbent dan tokoh-tokoh politik yg sudah lama berkiprah di padang. Apalagi bberapa bulan terakhir baliho, banner dan spanduk Iqbal bertebaran dimana-mana. 

Ketiga, dukungan dari Gubernur Buya Mahyeldi yg juga maju kembali sbgai Gubernur dan mantan Walikota Padang. Nama mahyeldi sbagai mantan Walikota Padang cukup harum. Hasil survei terbaru menyatakan tingkat kepuasan terhadap kepemimpinan Mahyeldi sbagai Gubernur mencapai 82 %, bahkan melebihi tingkat kepuasan terhadap Jokowi sbgai Presiden.  Tentu turun nya Mahyeldi dan Iqbal nanti sepaket dalam kampanye akan membantu menggerek dan meng endorse popularitas dan elektabilitas Iqbal di Kota Padang. 

Tapi ada 2 PR besar PKS utk memenangkan Iqbal. Karena potensi kemenangan jika tidak mengantisipasi kelemahan juga tidak bisa berhasil. Apa itu? 

Pertama mencari wakil yg tepat dan sesuai utk Iqbal. Wakil yg bisa menutupi celah kekurangan Iqbal. Sebagai contoh wakil yg bisa membawa Partai pengusung utk melengkapi syarat pencalonan sekaligus punya basis sosial yg kuat secara demografis mewakili 3 kecamatan atau dapil terbesar di Kota Padang yaitu Koto tangah, Kuranji dan Lubeg/Pauh. Iqbal yg diketahui sbagai Orang Piaman Laweh tentu harus menggandeng tokoh yg dinilai sebagai tokoh asli padang yg mambusek dari bumi istilah minang nya. Agar bisa menutup kekurangan yg akan di kritisi oleh para penantang nya atau kompetitor lainnya. Sama seperti Mahyeldi ketika Pilkada 2013. Menggandeng Emzalmi sbagai Putra Kuranji dan Juga Birokrat senior sekaligus bisa membawa gerbong PPP utk mengusung mereka berdua. Terbukti keduanya berhasil utk menang. Maka Iqbal dan PKS harus mencari kan Calon Wakil utk Iqbal yg bisa memenuhi kriteria tadi. 

Kedua, membawa Iqbal untuk terjun langsung ke masyarakat. Selama ini utk publik Kota Padang Iqbal banyak dikenal melalui media TV, sosmed dan  baliho, spanduk srta banner. Belum begitu sering turun ke lapangan. Penulis masih ingat ketika Mahyeldi muncul sbagai Cawako 2013, mendapatkan informasi bahwa beliau ditarget untuk turun ke 1000 titik selama masa pra kampanye dan sebelum kampanye. Hasil berbagai survei mengatakan bahwa faktor penentu orang dalam memutuskan pilihannya kepada kandidat yg terbesar adalah dari bertemu langsung dengan si kandidat. Mendapatkan impresi melalui bersalaman atau berkomunikasi langsung. Inilah PR besar bagi Iqbal dan PKS utk mengatur waktu dan ritme nya masa pra kampanye dan kampanye nanti. Jika ini tidak dilakukan maka berpotensi akan disalip oleh kandidat yg lebih sering melakukan ini. 

Inilah beberapa pengamatan dan catatan penulis terhadap muncul nya Iqbal sbagai Kandidat Walikota dari PKS sebagai Partai Pemenang Pemilu legislatif pada Pilkada serentak tahun 2024 ini. Semoga terpilih pemimpin kota Padang kedepannya yg terbaik diantara yg baik. Wallahu alam bishsawab.

Komentar