RAMADHAN BULAN UNTUK BERTOBAT

*RAMADHAN BULAN UNTUK BERTOBAT*

Oleh: Nur aynun

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu." (HR Imam al-Bukhari).   

Sebagai seorang ibu atau seorang perempuan, aktivitas apa yang paling sering dan senang dilakukannya? Apalagi kalau bukan belanja. Biasanya dosa itu kerap datang dari hal yg sering kita lakukan. Kenapa sih perempuan suka belanja? Banyak alasannya, beberapa diantaranya bisa jadi karena ingin memenuhi kebutuhan, tapi yang paling banyak yang menjadi alasan belanja adalah ingin mengoleksi, ingin mengikuti trend, ingin mengekspresikan diri, ingin mengaktualisasikan diri atau sekedar ingin memanjakan diri dengan membeli sesuatu yang diinginkan.

Kegiatan belanja ini memang identik dengan wanita, karena wanita pada fitrahnya cendrung ingin mengikuti perasaan, karena wanita adalah makhluk yang paling sering menggunakan emosi. Dan belanja adalah kegiataan yang memang banyak melibatkan perasaan. Banyak orang akhirnya memutuskan belanja karena dorongan emosi. 

Dalam sebuah artikel penelitian menyebutkan, ketidakmampuan mengontrol hasrat emosional mendorong perilaku impulsif terjadi pada transaksi belanja yang tidak terorganisir. Selain itu impulsif dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni lingkungan dan kondisi toko, misalnya penempatan tata letak barang depan meja kasir di tukar dengan uang kembalian. (Ahmed, dkk. 2013).

Lihatlah keseharian perempuan Indonesia, bisa dipastikan sering belanja. Berdasarkan riset dari katadata insight center, perempuan bertransaksi lebih sering dibandingkan pria. Sebenarnya tidak perlu lihat hasil riset sekalipun, mata kita sendiri bisa menyaksikan perempuan yang lebih mendominasi pasar baik tradisional maupun pasar modern. Baik pasar offline maupun pasar online.
 
Bahkan ada sebuah hadist rosulullah saw yang mengatakan penghuni neraka yang paling banyak juga di isi oleh perempuan. Hal ini menunjukkan peluang melakukan banyak kesalahan juga cendrung dilakukan oleh perempuan. Karena lagi-lagi perempuan adalah makhluk yang paling banyak melibatkan perasaan. Dan perasaan memang sering membuat perempuan jadi hilang kontrol dan salah dalam mengambil keputusan.  
 
Para ahli masih memiliki banyak pertanyaan tentang peran otak dalam berbagai emosi, tetapi mereka sukses menunjukkan asal-usul dari beberapa temuan yang umum, termasuk ketakutan, kemarahan, kebahagiaan, dan cinta. Salah satu bagian yang berperan di dalamnya adalah sistem limbik. Perempuan sering berbelanja karena ingin mendapatkan kebahagiaan sebab berhasil mendapatkan apa yang diinginkan. 

 Padahal fungsi otak di bagian Korteks Prefrontallah yang mengatur keinginan dan tercapainya tujuan, Struktur tersebut nantinya menerima input / masukan dari beberapa daerah yang ada di otak untuk memproses informasi dan beradaptasi. Korteks prefrontal juga bertugas untuk mengendalikan impuls atau reaksi emosi. Korteks prefrontal berfungsi besar untuk membuat orang mengambil keputusan secara sadar sesuai dengan motivasi yang ada. Bila fungsi otak bagian ini berjalan dengan baik, maka kita akan lebih bijaksana dalam mengambil keputusan dalam berbelanja.

Sebagai seorang ibu coba kita cek, apa saja yang kerap kita beli? Biasanya tidak jauh-jauh dari segala hal yang terkait perempuan seperti pakaian, perabotan rumah tangga, alat masak atau bahan masakan. So, mari kita cek dari ujung dapur, ruang tamu, ruang keluarga dan ujung kamar kita. Kira-kira apa saja yang sudah kita beli tapi tidak kita pakai?

Saya ingin mengajak untuk mengecek satu persatu. Yuk kita cek isi dapur dulu, berapa banyak baskom, piring, pernak pernik kecil apakah masih ada yang tersimpan rapi tidak di pakai? Lalu kita beralih ke dalam kulkas, berapa kali kita beli sayuran, ikan, bumbu-bumbu yang akhirnya membusuk karena tak jadi digunakan? Bisa jadi karena kebanyakan atau terlalu jauh menyimpan yang akhirnya basi, busuk dan terbuang. Santan yang hanya tiga ribu, sawi yang hanya lima ribu, cabe yang beberapa biji mungkin hanya dua ribu, tapi bayangkan bila ini menjadi kebiasaan, bila di total dalam setahun, sepuluh tahun, dua puluh tahun, ini bukan hanya tentang rumah kita, tapi juga bila dikalikan dengan rumah yang lain dengan pola perilaku yang sama, ini bukan lagi tentang uang yang hanya ribuan tapi sudah menjadi jutaan. Lalu mari kita beralih ke lemari pakaian, cek pakaian yang sudah lama nyungsep tak di pakai.

Padahal kita sudah tahu bahwa orang kaya itu adalah orang yang banyak rizki, dan rizki kita itu hanya ada tiga, yang kita pakai, kita makan dan kita sedekahkan. Bila apapun yang pernah kita beli tapi ternyata tidak dipakai sampai bertahun-tahun, ini bukan lagi jadi orang kaya tapi kita menjadi sangat miskin karena semua barang yang kita tumpuk tidak lagi menjadi rizki kita. 

Orang yang kaya itu ternyata bukan tentang rumah yang besar, fasilitas lengkap, banyaknya koleksi perabotan atau mampu membeli apapun, tapi ketika yang kita beli semuanya ada manfaat. 

katakanlah selama hidup kita mungkin tidak pernah berbuat maksiat besar, tapi bisa jadi dosa-dosa kita bertumpuk, kebaikan sulit di dapat, doa-doa tidak dikabulka, bisa jadi berawal dari ketidak mampuan kita mengambil keputusan dalam belanja hingga berujung pada kemubaziran. Bukankah orang yang mubazir temanya setan?

Mumpung kita sedang di bulan Ramadhan, bulan dimana semua dosa bisa dihapuskan, bulan tempat kita bertobat. Tobat dari merasa miskin hingga berjuang mati-matian untuk mengumpul harta agar mampu membeli apapun. Padahal kaya dan miskin itu bukan tentang nominal, tapi tentang kemampuan kita mendistribusikan seberapapun harta yang dimiliki menjadi tepat guna dan tepat sasaran. Juga tentang kemampuan kita mengambil keputusan dalam belanja apakah ini kebutuhan atau sekedar keinginan. Apakah ini dibeli memaksakan jadi kebutuhan biar seolah-olah bijaksana atau sekedar menurutkan nafsu semata. 

Perempuan memang makhluk perasaan, tapi jangan sampai kita tersesat akibat dari perasaan kita. Kita tetaplah manusia, yang telah Allah berikan akal untuk mengambil keputusan. Karena nilai tertinggi seorang manusia diukur dari kemampuan dia dalam memfungsikan akal dengan maksimal, bukan yang selalu memanjakan keinginan. 
 
wallahu'alam.

(Ramadhan hari ketiga)

Komentar