Selamat Bertugas Pengurus DPTD PKS





*Selamat Bertugas Pengurus DPTD PKS*
" Perkuat Kader, Kaderisasi & Menyongsong Pemenangan Pemilu"

*By: Muhammad Iqbal, Ph.D Psikolog*
*Ketua DPP Bidang Pelatihan & Pengembangan Kepemimpinan PKS*

Hari ini, 14 Agustus 2025, Presiden PKS bersama Dewan Pimpinan Tingkat Pusat akan secara resmi mengumumkan susunan pengurus 512 Dewan Pimpinan Tingkat Daerah (DPTD) se-Indonesia. Proses ini merupakan lanjutan dari pengumuman sebelumnya terkait pengurus Dewan Pimpinan Tingkat Wilayah (DPTW).

Pengurus Tingkat Daerah adalah pasukan garda terdepan PKS yang akan bersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga wajar jika dalam menentukan pengurus pimpinan tingkat pusat mendengarkan aspirasi kader dan masukan dari berbagai pihak untuk mendapatkan komposisi terbaik

Bagi PKS, pergantian kepemimpinan bukanlah sekadar formalitas struktural. Ia adalah bagian dari tarikan nafas panjang perjuangan dakwah politik yang membutuhkan kesinambungan, regenerasi, dan keteladanan. Seperti yang ditegaskan Presiden PKS Dr. Almuzammil Yusuf, "Suksesnya transisi kepemimpinan sebuah partai menandai sehatnya proses kaderisasi di partai tersebut."

Presiden PKS menekankan tentang kepemimpinan yang mengedepankan konsep K2P2 ( Kader, Kaderisasi dan Pemenangan Pemilu). Diharapkan pemimpin partai memiliki kepedulian kepada kesejahteraan kader serta menyiapkan kader yang berkualitas serta fokus kepada pemenangan pemilu

Konsep ini menegaskan bahwa kekuatan PKS terletak pada militansi kader, struktur solid, dan kerja sinergis untuk mengabdi kepada masyarakat

Pergantian kepemimpinan di PKS tergolong unik dan membanggakan. Tidak ada gelas dan kursi terbang. Tidak ada transaksi uang yang menyertai. Semuanya berjalan dalam mekanisme musyawarah dan e-voting yang telah ditetapkan. Inilah wajah demokrasi internal PKS: partisipatif, transparan, dan akuntabel.

Kader PKS di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri, memiliki hak suara dalam proses ini. Melalui sistem e-voting, mereka memberikan aspirasi terhadap nama-nama calon pemimpin: mulai dari Majelis Syuro, pengurus wilayah, hingga daerah. Aspirasi ini lalu disaring dan disesuaikan dengan kebutuhan, jenjang keanggotaan, regenerasi usia, pengalaman struktur, serta pengalaman sebagai pejabat publik. Proses ini juga dikonfirmasi oleh masukan dari Dewan Syariah Pusat, Bidang Kaderisasi, dan tokoh-tokoh senior.

Kita patut bersyukur bahwa proses ini tidak hanya menunjukkan kedewasaan berorganisasi, namun juga menunjukkan keberhasilan dari sistem kaderisasi yang telah bangun PKS sejak awal. 

Sebagaimana ditekankan oleh Sohibul Iman, Presiden PKS periode 2015–2020 sekaligus Ketua Majelis Syuro saat ini, bahwa dua kapasitas utama yang harus terus dibangun dalam konteks kepemimpinan adalah *capacity to win* dan *capacity to govern*.

PKS tidak hanya membina kader untuk menang dalam kontestasi, namun juga menyiapkan mereka agar mampu memimpin dengan visi dan integritas. Dalam platform kepemimpinan PKS, kemenangan politik tidak pernah boleh melepaskan diri dari akar nilai dan fondasi moral. Kemenangan hanyalah kendaraan, bukan tujuan akhir, sehingga tidak perlu menghalalkan segala cara atau melanggar hukum. Tujuan PKS adalah menghadirkan kebaikan bagi umat dan bangsa serta mempraktekan Islam Yang Rahmatan Lil Alamin (Rahmat Bagi Semesta Alam)

Kepemimpinan dalam konteks PKS tidak berdiri di ruang hampa. Ia dibangun di atas lima pondasi yang disebut oleh Presiden PKS sebagai *5 Rumah Perjuangan*:

1. *Rumah Ibadah* – Tempat memakmurkan masjid sebagai pusat ibadah dan interaksi sosial masyarakat.
2. *Rumah Tangga* – Basis utama yang membentuk keluarga shalih, berketahanan, dan tangguh.
3. *Rumah PKS* – Wadah perjuangan yang dibangun dengan tata kelola organisasi yang baik (*good political party governance*).
4. *Rumah Kebangsaan* – Perjuangan dalam bingkai Pancasila, UUD 1945, dan keutuhan NKRI melalui jalur eksekutif dan legislatif.
5. *Rumah Kemanusiaan* – Komitmen global untuk memperjuangkan kemanusiaan di tingkat lokal hingga internasional.

Nilai-nilai ini menjadi arah serta petunjuk bagi para pemimpin baru PKS di daerah agar menjalankan amanah dalam bingkai yang utuh dan berkesinambungan. 

Transformasi kepemimpinan yang tengah berlangsung ini bukanlah proses administratif semata. Ia adalah proses pewarisan nilai dan regenerasi, seperti yang pernah dikatakan Ustadz Hilmi Aminuddin (Allah yarham), pendiri dan arsitek gerakan ini: *"Amal Islami itu panjang. Ia memerlukan estafet generasi dan kesinambungan kader. Maka perkuatlah tarbiyah dan kaderisasi, karena ia adalah jantung dari perjuangan."*

Menarik untuk dicermati, PKS di bawah kepemimpinan baru juga mulai menegaskan pentingnya budaya *collective genius*, istilah yang digaungkan oleh Presiden PKS dan berasal dari pemikiran Linda A. Hill (Harvard Business School). Dalam bukunya *Collective Genius: The Art and Practice of Leading Innovation*, Linda menyampaikan bahwa setiap orang memiliki *a slice of genius*, sepotong kejeniusan. Tugas seorang pemimpin adalah *unleash* potensi tersebut, menggabungkannya menjadi kekuatan organisasi.

Dalam konteks PKS, praktik *syura* bukanlah basa-basi formalitas. Ia adalah ruang partisipatif yang hidup, sebagaimana dikonsepkan oleh Ust. Hilmi dalam istilah *mudawalah* , saling memberi, saling mendengar, saling mengolah gagasan hingga mendekati kebenaran dan keridhaan Allah. Tanpa *mudawalah*, musyawarah hanya akan menjadi kosmetik struktural. Dengan *mudawalah*, musyawarah menjadi rahim lahirnya keputusan strategis.

Dalam konteks kepemimpinan digital masa kini, kita juga tidak bisa mengabaikan temuan-temuan kontemporer. Menurut Daniel Goleman dalam *Primal Leadership*, pemimpin yang sukses di era kini bukan hanya cerdas secara teknis, tapi juga memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Mereka mampu membangun *resonance*, getaran emosional yang menyatukan dan menggerakkan orang-orang di sekitarnya. Di tengah era disrupsi digital, pemimpin tidak lagi sekadar mengatur, tetapi harus mampu menginspirasi dan membebaskan kreativitas timnya.

Demikian pula teori dari Stephen M.R. Covey dalam *Trust & Inspire*, menegaskan bahwa era *command & control* telah usai. Kini saatnya pemimpin membangun *trust* (kepercayaan) dan *inspire* (inspirasi) untuk mendorong timnya tumbuh, berkontribusi, dan bertanggung jawab secara otonom.

Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Ustad Aunun Rofiq Saleh dalam tulisan yang berjudul " Kepemimpinan Yang Hadir " berpesan bahwa kehadiran kepemimpinan yang sangat penting, jika bukan yang paling penting, adalah kehadiran keteladanannya di tengah masyarakat. Karena keteladanan ini sangat kuat pengaruhnya ketimbang omong kosong yang hanya berupa angin surga tetapi tidak ada kenyataannya. Pemimpin yang bisa menghadirkan keteladanan yang kuat pasti dicintai dan dirindukan oleh orang-orang yang dipimpinnya. Contoh utamanya adalah Nabi saw. Karena keteladanannya yang sangat kuat, Nabi saw menjadi pemimpin yang paling dicintai umatnya di sepanjang masa. Firman Allah:

لَقَدْ  كَا نَ  لَكُمْ  فِيْ  رَسُوْلِ  اللّٰهِ  اُسْوَةٌ  حَسَنَةٌ  لِّمَنْ كَا نَ  يَرْجُوا  اللّٰهَ  وَا لْيَوْمَ  الْاٰ خِرَ  وَذَكَرَ  اللّٰهَ  كَثِيْرًا 

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21)

Karena itulah, momentum pengumuman kepengurusan ini seyogyanya tidak hanya disambut dengan rasa bangga, tetapi juga dengan rasa tanggung jawab. Setiap nama yang diumumkan, setiap struktur yang ditetapkan, membawa serta amanah besar: memimpin umat, menjaga nilai, dan merawat harakah.

Mari kita doakan para pemimpin baru PKS, dari tingkat pusat hingga daerah, agar senantiasa diberi kekuatan lahir dan batin dalam memikul amanah ini. Dan bagi kita semua para kader, mari perbaharui kembali niat dan semangat kita. Bahwa kita adalah bagian dari mata rantai perjuangan yang panjang. Kita bukan hanya pengikut struktur, tapi pewaris nilai. Kita bukan hanya pelaksana keputusan, tapi juga penjaga arah.

Di hadapan kita ada lima tahun perjuangan. Ada target yang hendak dicapai. Tapi lebih dari itu, ada amanah sejarah yang harus ditunaikan. Perhatikan kesejahteraan kader, perkuat kaderisasi dan siapkan pemenangan pemilu 

Allahu Akbar!

Selamat menjalankan amanah.

Bersama kita kuat. Bersama kita menang.

Pergi berlibur ke Pekan Baru
Lihat lomba dayung sampan
Selamat bertugas pengurus baru
Perkuat kader, kaderisasi raih kemenangan 
#PKS2025 #KepemimpinanKader #EstafetPerjuangan #5RumahPKS #CollectiveGenius





Komentar